Friday, 30 September 2011

AIDH AL-QARNI: KUNCI SURGA ITU MILIK ALLAH, BUKAN DI TANGAN MANUSIA

 
Kunci surga itu milik Allah, bukan milik manusia manapun. Jadi kita tidak perlu pusing atau khawatir. Memang kalau kunci surga itu berada di tangan salah seorang manusia maka mungkin dia hanya mengizinkan jamaah atau kelompoknya saja untuk masuk ke dalam sorga.
 

Demikian dikatakan oleh ulama muda kondang Arab Saudi, Dr. ‘Aidh Abdullah al-Qarni, dalam sebuah acara silaturahmi dengan sebagian aktifis dakwah di Hotel Sofyan (Cikini), Ahad, 5 Maret 2006, yang diselenggarakan penerbit buku Pustaka Al-Kautsar dan Qishti Press. Diantara yang hadir nampak Syeikh Ibrahim (direktur LIPIA), Syekh Muhammad Kholaf, Ustadz Abdullah Jaidi (Ketua Majelis Dakwah PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah), dan Ustadz Abdullah Baharmuz yang juga memandu acara ini.  Sebagai penerjemah adalah Muhammad Ihsan dari Pustaka Alkautsar.
 
Syeikh Al-Qarni berkunjung ke Jakarta dalam rangkaian acara Jakarta Islamic Bookfair. Beliau didatangkan khusus oleh penerbit Qishti Press, yang menerbitkan buku super best seller karyanya “LA TAHZAN” dan “Menjadi Wanita Paling Bahagia.” Selain bertemu dengan para pembaca nya di Islamic Bookfair, Syeikh Al-Qarni juga menyempatkan diri bersilaturahmi dengan umat Islam di beberapa masjid di ibukota.
 
Syeikh Al Qarni sangat prihatin dengan berkembangnya budaya menghujat dan mencaci maki ulama dan gerakan Islam saat ini, yang dilakukan sementara kalangan. Bahkan dirinya juga sering menjadi korban celaan dan fitnah seperti itu di negaranya, antara lain dituduh sebagai khawarij dan murji’ah.
 
“Kenapa kita tidak sibuk memperbaiki diri kita sendiri, dan baru kemudian berusaha memperbaiki orang lain? Kenapa kita sibuk mengumpulkan kesalahan-kesalahan para du’at (da’i) lalu kemudian mengekspos nya di berbagai media, ceramah, dan buku? Padahal Rasulullah saw.  dalam sebuah hadits hasan mengatakan, “Beruntunglah orang yang menyibukkan diri dengan mengetahui dan memperbaiki aib-aibnya sendiri.”
 
Sahabat Abu Darda ra. juga pernah mengatakan: “Kalian menghisab orang lain seolah-olah kalian adalah para Tuhan! Padahal kalian adalah hamba-hamba dan manusia biasa.”
Masalah ini cukup mendominasi presentasi Syeikh Al-Qarni, terutama dalam jawaban beliau saat tanya jawab. Selain soal diatas, Syekh al-Qarni juga secara singkat berbicara  tentang isu karikatur Rasulullah saw., bom syahid, terorisme, dan adab menasehati penguasa.
 
Dalam presentasinya, Syeikh Al Qarni secara garis besar menyampaikan 3 (tiga) amanat:
 
“Pertama: Kita memiliki kewajiban untuk memberi pemahaman yang benar kepada manusia tentang agama Islam. Di tengah jumlah penduduk yang 210 juta jumlahnya di Indonesia ini, kami lihat masih begitu banyak kejahilan dan ketidakpahaman terhadap Islam. Ditambah lagi Islam disini telah banyak mengalami pengaburan. Karena itu kita punya kewajiban untuk memberi pemahaman Islam yang benar kepada mereka.
 

Kedua: Jangan sampai kita disibukkan dengan saling bantah satu sama lain, saling menyerang satu jamaah dengan jamaah yang lain, karena itu akan menyebabkan kita terhalangi untuk menyampaikan risalah Al-Islam yang sesungguhnya, yang diturunkan untuk seluruh umat manusia di bumi ini. Mengapa kita menghabiskan usia dan waktu kita dengan usaha-usaha saling menjatuhkan satu sama lain, padahal dunia sedang menunggu kita menyampaikan risalah Islam yang sesungguhnya.
 

Syeikh Abdul Aziz bin Baz sendiri sudah memberikan nasihat dan fatwa bagi kita agar tidak menyibukkan diri kita dengan menyingkap-nyingkap aib saudara sesama kaum muslimin. Beliau menasihatkan kita untuk membuat manusia mencintai Islam ini dengan cara mengindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan semacam itu.
 

Ketiga:  Kita harus mewujudkan persatuan kaum muslimin, karena kita sesungguhnya adalah umat yang satu. Kenapa umat muslimin yang ada di Jakarta tidak bisa bersatu dengan kaum muslimin yang ada di Mauritania? Padahal sekarang orang-orang kafir, musuh-musuh Allah SWT sedang bersatu untuk menjatuhkan kaum muslimin. Saya pernah mengunjungi Amerika dan saya lihat bahwa sesungguhnya dalam diri mereka itu berpecah-belah, tapi saat memerangi Islam mereka bersatu padu.”
 
TRANSKRIP SELENGKAPNYA Ceramah dan Tanya Jawab 'Aidh al-Qarni, silakan baca diwww.alirsyad.org 

No comments:

Post a Comment